Selasa, 18 Desember 2012

geografi sejarah sungai Nil


A.    Sungai Nil

Sungai Nil (bahasa Arab: النيل an-nīl atau bahasa Mesir/Koptik iteru), di Afrika, adalah sungai terpanjang di dunia. Sungai Nil mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil dan membelah tak kurang dari sembilan negara yaitu : Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan dan Mesir. Nama sungai Nil berasal dari bahasa Yunani Νείλος Neilos yang artinya secara harafiah adalah "lembah sungai".
Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah (Laut Mediteran).
Karena sungai Nil memiliki nilai sejarah bagi bangsa Mesir (terutama Mesir kuno), maka bila menyebut sungai Nil selalu diidentikkan dengan Mesir. Sungai Nil mempunyai perangan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir, sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah subur ini menjadikan penduduk Mesir mengembangkan pertaniannya dan peradaban Mesir berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.
Sungai nil menjadi satu-satunya sungai yang menghidupi semua rakyat Mesir. Mesir yang sebagian besar tanahnya berupa shohro atau padang pasir ini, hanya mengandalkan dari sungai ini dan hampir semua penduduknya juga bermukim di sekitarnya.


B.     PERADABAN DI LEMBAH SUNGAI NIL

Peradaban lembah sungai Nil di Mesir, lahir karena kesuburan tanah disekitar lembah sungai, yang disebabkan oleh banjir yang membawa lumpur. Hal inilah yang menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban ditempat tersebut. Peradaban di lembah sungai Nil dibangun oleh masyarakat Mesir kuno.
1.      Letak Geografis
newbigmap.jpg
map_nile3.jpg       256px-Nile-en.svg_.png
Sungai Nil terbentang dari Pegunungan Kilimanjaro (Sudan) hingga Laut Tengah dengan panjang kira-kira 5000 km. Sungai ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena daerah di sekilingnya adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan akan terjadi bah yang membawa lumpur-lumpur mineral. Dari lumpur inilah tanah sangat cocok untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Keterasingan bangsa Mesir dengan kondisi geografis yang sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama dalam sebuah kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah peradaban. Di lain sisi, kondisi ini memberikan keamanan bagi bangsa Mesir dari serangan luar.
2.      Kehidupan masyarakat Mesir kuno
Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling lembah sungai berupa gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.
Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil.
Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah dari sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile).
Lembah sungai Nil yang subur, mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.
Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Sungai Nil berperan sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.


3.      Pola Pencaharian Masyarakat
Pola hidup bangsa Mesir sangat menggantungkan diri kepada kondisi Sungai Nil, apabila musim hujan mereka akan bercocok tanam dan apabila musim kemarau mereka akan menghindar. Kemampuan bercocok tanam ini bertahan lama sampai jumlah populasinya bertambah banyak dan mengharuskan bangsa Mesir mengembangkan sistem pengaturan air yang baik dan bias dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama antar individu membentuk sebuah kelompok kecil dan berkembang menjadi kelompok besar yang memerlukan sebuah aturan dalam organisasi yang teratur.
4.      Sistem Kepercayaan
Bangsa Mesir mengenal banyak dewa (politheisme), juga mengenal kepercayaan bahwa roh orang mati tidak akan meninggal. Malah mereka mengenal hewan-hewan suci yang dianggap sakral, seperti terlihat dalam beberapa lukisan dan patung hewan berkepala manusia dan manusia berkepala hewan. Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir antara lain:
a)      Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi.
b)      Dewa Ra sebagai dewa matahari.
c)      Dewa Thot sebagai dewa pengetahuan.
d)     Dewa Horus, anak Dewa Osiris.
e)      Dewa Amon sebagai dewa bulan
Sebagai penguasa kehidupan politik dan keagamaan dipegang oleh firaun, Firaun (Pharaoh) ini diistimewakan karena dianggap Dewa Horus, perantara manusia dengan dewa dan pemelihara Sungai Nil.
5.      Pemerintahan
Sepanjang Lembah Sungai Nil terbagi dalam dua wilayah yaitu Sungai Nil Hulu dan Sungai Nil Hilir, pada masing-masing daerah terbentuk kelompok yang terpisah. Kedua wilayah ini dapat dipersatukan oleh Menes dengan bentuk kerajaan dan beribukota Memphis pada tahun 3000 SM. Menes inilah yang menjadi raja Mesir Kuno.
a.       Mesir Tua
Raja-raja Mesir diberi gelar Firaun atau Pharaoh. Firaun memiliki hak yang tidak terbatas dengan tujuan memberi kedamaian dan kemakmuran bagi bangsanya. Kerajaan Mesir Tua beribukota Memphis. Pada zaman Mesir Tua, sudah dibangun makam-makam raja dalam bentuk piramid dan patung dari batu. Piramid ini dibuat oleh rakyat karena kepercayaan bahwa raja Mesir adalah titisan dewa. Raja-raja yang termasyhur pada zaman ini di antaranya Khufu, Kefre, dan Menkaure. Setelah raja-raja tersebut meninggal, kondisi keamanan di Mesir menjadi lemah, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan kepercayaan rakyat bahwa raja adalah keturunan dewa dan timbulnya kerajaan-kerajaan kecil.
b.      Mesir Pertengahan
Setelah terjadi perpecahan, Mesir kembali disatukan oleh raja Sesotris III dari Thebe. Bahkan Sesotris III mengembangkan wilayahnya dengan menguasai Nubia dan Palestina. Pada masa pemerintahan Amenemhet III terjadi penambangan emas di Gurun Sinai dan mendirikan kelompok besar istana yang dinamakan labyrinth. Setelah kematian Amenemhet III, muncul serangan dari bangsa Hykos yang berasal dari Palestina dan mereka dapat menguasai Mesir. Kedatangan bangsa Hykos memperkenalkan teknologi peralatan dari perunggu, seperti peralatan pertanian, senjata dan alat rumah tangga. Bangsa Hykos menetapkan Kota Awaris sebagai ibukota Mesir yang baru.
c.       Mesir Baru
Bangsa Mesir dapat merebut kembali kekuasaannya dari bangsa Hykos. Raja yang paling berjasa dalam perebutan kekuasaan dari bangsa Hykos adalah Firaun Ahmosis karena ia sendiri yang memimpin serangan. Kekuasaan Mesir sempat meluas ke Babylonia, Assyria, Cicillia, Cyprus pada saat kekuasaan Tutmosis II. Antara tahun 1367-1350 SM pada masa pemerintahan
Amenhotep IV atau Akhenaton dan Nefertiti mengajarkan monotheisme kepada bangsa Mesir dengan menganggap Dewa Matahari sebagai satu-satunya dewa. Akibat adanya pertentangan dengan para pendeta agama Amon, Amenhotep IV memindahkan ibukota dari Thebe ke Al Amama. Setelah Amenhotep IV meninggal, perselisihan tentang agama tidak terjadi lagi dan pendeta menunjuk Tut-Aankh-Amon atau Tutankhamon sebagai firaun dan diharuskan tunduk kepada pendeta agama Amon. Kekuasaan Mesir akhirnya selalu digantikan oleh negara lain yang menjatuhkannya. Ini terjadi sejak pemerintahan Raja Ramses III (1198-1167 SM) berakhir.
6.      Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
a.       Hieroglyph
Hieroglyph adalah nama huruf kebudayaan Mesir Kuno. Bentuk hurufnya dalah piktograf dimana setiap gambar mewakili satu huruf. Hieroglyph ini ditulis pada sebuah media kertas dari papirus, tumbuhan, atau dipahat.
b.      Astronomi dan Penanggalan
Pada tahun 2776 SM,  masyarakat Mesir Kuno sudah mengenal penanggalan berdasarkan sistem peredaran matahari. Perlunya sistem penanggalan dikarenakan orang Mesir Kuno yang hidup dari pertanian, yang pada setiap tahun harus menanggulangi banjir.
Dengan mengamati siklus bintang Sirius atau Sothis yang bertepatan dengan pasang naiknya air Sungai Nil. Hasilnya : mereka sudah mengenal kalender yaitu setahun terdiri dari 12 bulan, setiap bulan 30 hari, jadi setahun ada 360 hari, kemudian direvisi menjadui 365 hariMereka membagi setahun menjadi 12 bulan dan setiap bulan terdiri dari 30 hari. Mereka juga sudah mengenal adanya tahun kabisat. Orang-orang Mesir juga mengenal ilmu astronomi atau ilmu perbintangan yang berkaitan erat dengan kehidupan pertanian. Misalnya, mereka menggunakan bintang sebagai patokan untuk menentukan musim atau saat-saat bercocok tanam dan sebagainya.
c.       Ilmu Hitung
Pada awainya masyarakat Mesir menggunakan ilmu hitung yang sangat sederhana, khususnya penambahan dan pengurangan. Selanjutnya, dikembangkan perkalian dan pembagian. Pengetahuan ilmu ukur (geometri) mereka telah mencapai tingkat keahlfan yang cukup mengagumkan.
d.      Ilmu Kedokteran yang terdiri dari 3 jenis aliran :
v  Mengutamakan penyembuhan penyakit dengan obat-obatan atau ramua.
v   Mengutamakan penyembuhan penyakit secara anatomis tubuh dan bagian-bagiannya (pijat refleksi).
v   Mengutamakan penyembuhan penyakit secara gaib(magic).
e.       Sistem pengawetan
Kepercayaan bahwa roh yang meninggal masih tetap berada pada jasadnya apabila tidak rusak. Dari kepercayaan ini timbul usaha untuk mengawetkan orang yang sudah meninggal dengan menggunakan rempah-rempah atau ramuan lainnya supaya tidak tercium bau busuk.
Gambar di bawah ini merupakan contoh mayat yang diawetkan.
image_thumb[9].png
f.       Arsitektur
Peninggalan-peninggalan Mesir berupa patung dan bangunan yang besar menunjukkan adanya teknologi pembuatannya, apalagi semua ukuran patung dan bangunan tersebut berukuran besar, seperti piramid (makam para firaun), sphinx (singa berkepala manusia sebagai lambang kekuatan dan kebijaksanaan) dan obelisk (tugu batu untuk memuja Dewa Amon Ra).
7.      Hasil Kebudayaan Mesir Kuno
Berikut foto-foto hasil kebudayaan di Mesir Kuno :
mesir 3.jpegmesir 1.jpeg
mesir 2.jpeg
ü  Piramida Sekitar tahun 3000 SM, raja-raja Mesir mulai membangun piramida-piramida. Piramida yang paling besar adalah piramida Raja Khufu (Cheops). Tinggi piramida mencapai 137 meter dan di depannya terdapat patung sphinx, yaitu seekor singa berkepala manusia.
Piramida, yaitu bangunan yang terbuat dari batu yang disusun berbebtuk kerucut yang berfungsi untuk menyimpan mummi. Mummi adalah mayat raja-raja Mesir Kuno yang diawetkan.
ü   Sphinx merupakan patung seekor singa berkepala manusia yang didirikan di depan sebuah piramida. Sphinx merupakan lambang kekuasaan dan pemerintahan dari seorang raja Mesir yang dimakamkan pada piramida itu.
ü  Obelisk adalah sebuah tugu batu yang di~irikan oleh masyarakat Mesir untuk memuja Dewa Arnon-Ra (Dewa Bulan-Matahari).
ü  Hieroglyph, adalah huruf bebrbebtuk gambar yang diukir pada batu. Hieroglyph ini menjadi dasar alphabet yang sekarang kita pakai.
Ø  Aksara
 Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal aksara yang merupakan
ü aksara lambang bunyi berupa aksara gambar (pictograph) yang disebut aksara hieroglyph (gambar/ukiran suci). Aksara tersebut ditemukan pada dinding kuburan para penguasa di Mesir Kuno. Mungkin abjad merupakan sumbangan masyarakat Mesir yang tidak ternilai harganya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
1.      Jenis aksara hieroglyph merupakan bentuk tertua, kemudian berkembang menjadi bentuk hieratis dan demotis, yang bentuknya lebih sederhana. Bentuk hieratis digunakan oleh kaum pendeta sedangkan demotis digunakan oleh rakyat. Penelitian tentang huruf Hieroglyph pertama kali dilakukan oleh Heredotus abad ke-6 SM, tetapi ia tidak berhasil; mengungkapkan isi tulisan tersebut.
2.      Batu Roseta yaitu batu bertulis yang ditemukan di tepi Sungai Roseta. Dalam batu ini terdapat tulisan Hieroglyp dan tulisan Yunani Kuno. Isi tulisan Hieroglyph baru dapat diketahui setelah ditemukannya Batu Roseta,


8.      Kanal di Sungai Nil
kanal.jpg
Selain merupakan sungai terpanjang di dunia, sungai Nil juga memiliki persediaan air yang berlimpah. Apalagi pada saat banjir, ini menggenangi lembah-lembah yang ada di sekitarnya. Sudah dari sejak lama, sungai Nil memberikan andil yang sangat besar terhadap kesuburan tanah di sekitarnya. Guna meningkatkan peran sugai Nil bagi kesejahteraan manusia, Mesir bersama-sama negara Uni Eropa telah berupaya untuk membangun kanal dan cabang sungai menuju pegunungan Sinai dan Sant Catherine.
Setelah berlangsung cukup lama dan menghabiskan dana yang sangat besar, Sungai Nil yang melegenda ini, akhirnya berhasil dialirkan ke wilayah pegunungan Sinai atau Sant Catherine, tempat Nabi Musa konon menerima wahyu dari Allah. Air sungai Nil berhasil mengalir ke wilayah pegunungan batu dan tandus itu, setelah proyek pembuatan cabang sungai dan kanal air Nil berhasil dirampungkan.
Duta Besar Uni Eropa untuk Mesir, Mark Franco, mengumumkan selesai dan suksesnya prosesi pembangunan proyek pengaliran air sungai Nil ke kota Sant Catherine yang terletak di kaki gunung Sinai (Jabal Thur atau Jabal Musa).
Dalam kunjungannya ke wilayah Sinai Selatan pada Rabu 10 Feb 2010, Franco mengatakan, proyek tersebut merupakan salah satu proyek besar dan penting Uni Eropa untuk mengembangkan wilayah Sinai Selatan. Biaya proyek pembuatan kanal air Nil menuju wilayah tersebut menghabiskan total dana sebesar 150 Juta Pound Mesir (sekitar 3 Milyar Rupiah). Total biaya yang dianggarkan Uni Eropa untuk mengembangkan kawasan Sinai Selatan berkisar 64 Milyar Euro.
Terletak sekitar 600 KM dari Kairo (kota yang dilalui jalur Sungai Nil), kawasan Sinai Selatan terbilang sebagai kawasan penting. Di kawasan tersebut terdapat tempat suci dan bersejarah bagi tiga agama: Yahudi, Kristen, dan Islam. Selain Gunung Thursina atau Jabal Musa, terdapat juga perkampungan Nabi Syuaib, Makam Nabi Harun, Situs Sapi Samiri, dan juga Biara Kristen Sant Catherine yang berdiri di awal-awal abad Masehi.
Selain meliputi situs-situs bersejarah dan suci, kawasan Sinai Selatan juga memiliki banyak kawasan wisata alam internasional lainnya, utamanya di sepanjang pesisir Laut Merah, semisal pantai Sharm Sheikh, Dahab, Taba, dan lain-lain.
9.      Lima Negara Berselisih Hak Atas Sungai Nil
5 ngra.jpg
Mengingat peran sungai Nil yang begitu penting bagi negara-negara yang dilewati, maka dibuatlah perjanjian antar negara tersebut dalam hal pengelolaan air sungai ini. Berkenaan dengan hal ini, empat negara Afrika berusaha mengajukan perjanjian baru soal pembagian air dari Sungai Nil. Perjanjian ini telah membuat marah Mesir dan memunculkan kemungkinan adanya pertikaian politik..
Para pejabat dari Rwanda, Ethiopia, Tanzania dan Uganda menandatangani perjanjian itu, hari Jumat (14 Mei 2010) di Entebbe setelah melakukan pembicaraan selama 13 tahun. Tiga anggota lain Inisiatif Lembah Sungai Nil – Kenya, Burundi dan Republik Demokratis Kongo – berjanji menandatanganinya dalam setahun kedepan.
Menteri Perairan Ethiopia Asfaw Dingamo memuji perjanjian itu, mengatakan sungai terpanjang di dunia itu sebagai sumberdaya untuk semua negara. Menteri perairan dan lingkungan Uganda mengatakan kepada VOA perjanjian itu diperlukan untuk memastikan pertumbuhan dan stabilitas kawasan.
Tetapi perjanjian itu memicu kecaman keras dari Mesir, yang bertekad mengambil langkah hukum untuk mempertahankan hak-hak airnya sekarang.
Dalam wawancara dengan VOA, jurubicara Departemen Luar Negeri Mesir Hossam Zaki menyebut penandatanganan itu sebuah “langkah yang disayangkan”.


Tugas :
Geografi sejarah
(Geografi sungai NIL)
Oleh :
Aman makruf
A1 a2 11 083

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas haluoleo
Kendari
2012

faktor penyebab kesenjangan ekonomi, serta danpak dan upaya penanggulangannya


Kesenjangan Ekonomi
Kesenjangan ekonomi adalah terjadinya ketimpangan dalam distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Kemiskinan dan kesenjangan ekonomi merupakan 2 masalah besar di negara-negara berkembang. Di Indonesia pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah menetapkan kebijaksanaan pembangunan yang disebut dengan “TRICKLE DOWN EFFECTS” yaitu bagaimana mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam suatu periode yang relatif singkat. Pembangunan ekonomi nasional dimulai dari Pulau Jawa (khususnya jawa Barat), dengan alasan bahwa di Pulau Jawa sudah tersedia infrastruktur, dengan harapan bahwa hasil-hasil pembangunan itu akan menetes ke sektor dan wilayah lain di Indonesia. Akan tetapi sejarah menunjukkan bahwa setelah 10 tahun berlalu sejak Pelita I (1969) ternyata efek tersebut tidak tepat. Perekonomian Indonesia pada 2010 tumbuh 6,1 persen, melampaui target 5,8 persen. Nilai produk domestik bruto naik dari Rp 5.603,9 triliun pada 2009 menjadi Rp 6.422,9 triliun tahun lalu. Namun, pertumbuhan ekonomi ini menimbulkan kesenjangan di masyarakat. Pengamat ekonomi mengatakan, kelompok masyarakat yang sangat kaya masih menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi rumah tangga mereka.  Hal ini sangat jelas bahwa orang yang sangat kaya memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.
Ø  Faktor penyebab kesenjangan ekonomi :
1.      Menurunnya pendapatan per kapita.
2.      Ketidak merataan pembangunan antar daerah.
3.      Rendahnya mobilitas sosial.
4.      Pencemaran Lingkungan Alam.
Ø  Dampak kesenjangan ekonomi:
1.      Kekerasan.
2.      Kesehatan.
Ø  Upaya penanggulangan kesenjangan ekonomi :
1.      Membuat Pertumbuhan Ekonomi Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.
2.      Membuat Layanan Sosial Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.
3.      Membuat Pengeluaran Pemerintah Bermanfaat bagi Rakyat Miskin.

Tugas :
Ilmu sosial budaya dasar
(faktor penyebab kesenjangan ekonomi, serta danpak dan upaya penanggulangannya)
Oleh :
Aman makruf
A1 a2 11 083

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas haluoleo
Kendari
2012