Minggu, 04 November 2012

Perkembangan Kehidupan Manusia di Kawasan Asia Tenggara dari Masa Kuno Sampai Kontemporer


Tugas Artikel :
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MANUSIA DI KAWASAN ASIA TENGGARA DARI MASA KUNO SAMPAI MASA KONTEMPORER
(KHUSUSNYA NEGARA THAILAND)
 

OLEH :
AMAN MA’ RUF
A1A2 11 083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
                 



 Aspek kehidupan manusia yang ada di thailand pada masa kuno, tidak jauh berbeda dengan kehidupan manusia yang ada di indonesia. Karena jika dilihat dari segi cara mereka mempertahankan hidup yakni berburu dan bercocok tanam serta berpindah-pindah tempat dan bahkan mereka sudah menggunakan gua sebagai tempat peristirahatan. Hal ini membuat saya lebih fokus membahasan mengenai perkembangan kehidupan manusia pada saat masuknya pengaruh islam di Thailand.
                  Manusia pada masa purban di thailand berusaha mempertahankan hidup mereka dengan cara berburu dan bercocok tanam, mereka juga hidup secara berkelompok dan menjadikan gua sebagai tempat berlindung dari panas dan hujan. Bahkan peneliti-peneliti dapat mengetahui adat istiadat serta cara hidup mereka dari membaca lukisan-lukisan yang  di temukan pada dinding-dinding gua tempat mereka tinggal. Mereka juga sudah dapat membuat alat-alat yang dapat digunakan untuk mempermudah mereka dalam menjalani hidup. 
                  Sebelumnya negara Thailand dikenal di barat dengan nama Siam yang kemudian pada tahun 1939/1940-an negara itu disebut Thailand (negara yang merdeka) hal ini dikarenakan Thailand merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa-bangsa lain. Karena letak negara thailand yang sangat strategis, hal ini menyebabkan thailand sebagai pesat kegiatan Internasional yang meliputi perdagangan, industri, dan pertanian yang berada pada daerah sebelah Utara.
                  Islam berada atau mulai berkembang di Thailand tidak dapat lepas dari kerajaan patani, Kerajaan Patani merupakan kerajaan yang diketahui cepat berkembang dan menjadi kerajaan yang penting di daerah selatan thailand dan utara semenanjung malaka. Hal ini disebabkan letaknya yang sangat strategis dan  merupakan lintas perdagangan Timur-Barat. Pedagang Islam pun datang untuk berdagang dan sekaligus menyebarkan ajaran agama Islam kepada penduduk thailand.  Kerajaan ini berpusat kota Mahligai dan diperintah oleh Phya Thu Kerab Mahayana, namun karena kota tersebut terlalu jauh dipedalaman yang membuat pedagang sukar untuk datang sehingga putranya yang bernama Pya Thu Antara memindahkan pusat kerajaannya kesebuah kota dipelabuhan yang bernama Patani yang terletak di kampung Gresik.  Agama islam yang tersebar di Thailand ini di tandai dengan datangnya seorang ulama yang berasal dari pasai yang bernama Syeikh Said yang kemudian mendapat gelar Sultan Ismail Syah Zilullah Fil Alam, yang pada saat itu mampu menyembuhkan Raja Patani yang bernama Pya Tu Antara yang sedang sakit parah sehingga setelah sembuh ia langsung masuk Islam dan berganti nama menjadi Sultan Ismail Syah. Dan pada saat itu ajarah islam langsung mempengaruhi budaya dan keagamaan rakyat Patai.
                  Menurut hikayat dari masyarakat Patani, kedatangan para ulama seperti Syekh dan muridnya pada paruh abad ke-16. Mereka semua sangat berperan penting terutama dalam kehidupan beragama di kesultanan Patani. Contohnya seperti Safi Al-Din yang mendorong raja untuk mendirikan sebuah masjid di istana dan ia kemudian diangkat menjadi penasehat Sultan Muzaffar Syah dalam bidang keagamaan. Dan kemudian muncullah beberapa ulama lainnya yang berasal dari berbagai negara seperti seperti Sayyid Abdullah dari Yerusalam Via Trengganu, Haji Aabdul Ar-Rahman dari jawa, dan Faqih Abdul Al-Manan. Seorang Minang Kabau dari Kedah, dan Syeh Abdul Al-Qodir dari Pasai. yang kemudian menyebarkan islam lebih jauh lagi, yaitu kepada para masyarakat Patani.
                  Pusat dakwah islam terbesar terletak di Bangkok yaitu pada Islamic Center Ramkamhaeng. Ada beberapa pusat pendidikan islam yang ada di thailand yang diantaranya Nong Bar dan Pah Heoy.Secara garis besar masyarakat muslim Thailand dapat dibedakan menjdai dua ;
1.      Muslim Thailand Imigran yang berada di Bangkok dan Chiang Mai (Thailand Utara dan Tengah)
2.      Muslim penduduk Asli yang berada di Patani (Thailand Selatan).
                  Adapun aliran-aliran muslim yang ada di Thailand yaitu aliran Suni dengan mazhab Syafi’I dan mazhab Hanafi dan Syiah. Pada abad ke-20 bangkok pernah mengalami pemurnian agama yang di pelopori oleh seorang pembaharu asal Minangkabau yang belajar di Mekkah yang bernama Ahmad Wahab Al-Minangkabawi.
                  Pada abad XVI (1584-1624) Patani telah muncul sebagai pusat perdagangan penting di rantau. Ijerman seorang pedagang Belanda, menyatakan bahwa Patani adalah “pintu masuk” kewilayah China Selatan. Pengaruh  Patani meluas sampai ke wilayah semenanjung, seperti Kedah, Perlis, Kelantan, dan Terengganu sekarang.
                  Siap pernah melakukan penyerangan kepada Patani, namun serangan tersebut dapat digagalkan karena adanya bantuan dari Pahang dan dari wilayah Malayu lainnya. Tetapi pada tahun 1783 Siam mengandakan serangan kembali di bawah pimpinan raja Rama I Phra Culalok. Dalam peperangan ini Sultan Muhammad beserta ribuan rakyatnya berhasil dikalahkan dan sebahagian di tawan dan harta kerajaan dirampas dan dibawa ke Bangkok.
                  Kemudian Siam melantik raja baru untuk Patani, dan Teungku Lamidin yang merupakan Raja dari Bendang Badari lah yang kemudian yang mereka pilih sebagai raja Patani yang baru. Akan tetapi pada tahun 1791, Teungku Lamidin yang di bantu oleh raja Anam yang beragama Islam,(Okhpaya Cho So  dan Syekh Abdul Kamal malah berbalik melawan Siam. Dan ternyata Datuk Pengkal yang telah di lantik menjadi raja Patani juga melakukan pemberontakan melawan Siam pada tahun 1808 meskipun hal tersebut berakhir dengan kegagalan.
                  Untuk menghindari pemberontakan selanjutnya, raja siam mulai membuat siasat yakni dengan membagi atau memecah Patani menjadai tujuh buah negeri (Hua Muang) serta melantik tujuh penguasa pula (Chao Muang).  Ketujuh negeri bagian beserta ketujuh penguasanya tersebut adalah sebagai berikut :
Ø  Patani               Tuang Sulung
Ø  Teluba                         Nik Dir
Ø  Nongchik         Tuan Nick
Ø  Jalor                 Tuan Yalor
Ø  Jambu              Nai Pain
Ø  Rangean           Nik Dah
Ø  Reman             Tuan Mansyur
            Pada tahun 1821, siam kembali mengadakan penyerangan dan kali ini mereka melakukan penyerangan terhadap Kedah sehingga memaksa Sultan Abdullah untuk melarikan diri ke pulau Penang. Hal ini membuat Kedah berada di bawah pengaruh Siam dan kekuasaan Siam pun mulai diakui oleh pemerintah kolonial Inggris, sebagaimana isi “Perjanjian Burney” tahun 1826. Pengaruh Siam keatas Kelantan bermula sejak perseteruan antara Sultan Muhammad II dengan Tuan Besar Tun Ahmad, raja kampung laut. Kedua belah pihak meminta Raja Siam, Rama III (1824-1851), untuk menengahi mereka. Penyelesaiannya adalah sultan Muhammad II dikukuhkan menjadi Raja Kelantan (1838), sementara Tuan Besar Tun Ahmad diangkat sebagai Raja Patani (1842), gelar Sultan Muhammad. Namun kedua-nya tetap tunduk kepada Kerajaan Siam.
                  Sepanjang pemerinatahan sultan muhamad (1842-1856), dan dua orang penggantinya, Tengku Puteh (1856-1881, dan Tengku Besar (1881-1890), negeri patati berada dalam keadaan aman dan kerajaan siam bahkan memberikan otonomi untuk mengurus pemerintahan patani. Akan tetapi pada masa pemerintahan Chulalongkorn, raja siam mulai memberlakukan kebijaksanaan sistem Thesaphiban, yang menghilangkan  dan kedaulatan raja-raja melayu-islam. Hal itu menyulut konflik dan memunculkan pemberontakan Tengku Abdul Kadir Kamarudin pada 1902.
                  Dalam masa pemerintahan Perdana Mentri Chulalongkorn, dan Mentri Dalam Negeri Putra  Damrk melarikan diri ke pulau Penang.ong, memerintah wilayah dengan menggunakan sistem Thesaphiban digunakan secara seragam di seluruh wilayah dan akibatnya melenyapkan otonomi dengan keragaman dan keunikan daerah masing-masing, termasuk patani. Dibawah pemerintahannya dengan kebijakan thesaphiban, wilayah dibagi menjadi unit yang disebut Monthon.Tiap-tiap Monthon di perintah oleh seorang kepala daerah yang disebut khaluang thesaphiban, yang bertanggung jawab kepada mentri dalam negeri. Seluruh khaluang thesaphiban adalah pegawai kerajaan yang digaji dengan gaji pemerintah pusat yang juga seragam. Konsekuensi dari uniformitas system pentadbiran adalah ekonomi, keunikan, dan spesifikasi daerah dihapuskan, dan penguasa daerah yang berasal dari pemimpin tradisional juga dilenyapkan.
                  Pengaturan pemerintah diatur dalam akta pemerintahan daerah,  yang ditetapkan pada bulan mei 1897, dan kemudian dilengkapi dengan peraturan mengenai pemerintahan daerah (Kho Bangkhap Pokhrong Huamung) pada bulan februari 1899. Peraturan tersebut meliputi beberapa keistimewaan raja-raja negeri sebelumnya, seperti status social sebagai “penguasa daerah” dengan gelar kebangsawanan, hak-hak mengangkat pegawai-pegawai kerajaan negeri dan memungut cukai atau pajak negeri. Selain itu, raja-raja negeri ini selanjutnyahanya dibenarkan menerima gaji seperti pegawai lainnya.
                  Kemudian, peraturan itu dilengkapi lagi dengan “peraturan pemerintah tujuh wilayah bagi tahun 120” tanggal 16 desember 1901, yang membagi kekuasaan menjadi tiga :
a.  Kekuasaan Seremonial (Phya Muang) yang dipegang raja-raja patani.
b.  Kekuasaan Eksekutif Palat Muang, yang dipegang oleh Pesuruhjaya Tinggi.
c.  Pegawai Undang-Undang, Yokraba.
                  Raja patani, khususnya Tengku Abdul Kadir , menolak  sistem terbaru tersebut. Pada 12 februari 1902, Tengku Abdul Karim ditangkap dan dipenjarakan karena penolakannya, dengan penangkapannya  maka berakhirlah kekuasaan raja-raja Patani yang dimulai dari tengku Besar Tuan Ahmad (1842) sampai Tengku Abdul Kadir (1902). Dan yang turut ditangkap bersamanya adalah Tengku Samsudin (Raja Rangae) dan Tengku Abdul Muthalib (Raja Teluban). Pada 5 maret 1904, tengku abdul kadir dibebaskan dari penjara, dengan syarat tidak akan mencampuri masalah politik dan akan taat pada kerajaan Siam. Pada 1905, beliau pergi ke Kelantan dan menghabiskan sisa hidupnya.
                  Komunitas muslim Thailand yang berjumlah dua juta jiwa mengalami suatu permasalahan yang kompleks dan tambah  diperburuk oleh keadaan kelompok muslim yang terpusat di provinsi bagian selatan yang menginginkan kemerdekaan dan keikutsertaan mereka dalam Negara tidak mendapat tempat, akhirnya mereka menjadi bangsa yang diburu dan ditaklukkan.
                  Sebagai wujud ketidakpuasan masyarakat melayu Patani atas perlakuan kerajaan Siam, terjadi beberapa kali pemberontakan, antara lain pemberontakan kecil yang terjadi pada tahun 1910,1911. Sementara pemberontakan besar meletus pada 1923 dibelukar semarak (rakak), sebagai akibat pemaksaan akta pelajaran 1921, yang memaksa anak-anak Melayu Patani memasuki pendidikan kebangsaan Siam yang menggunakan bahasa pengantar Bahasa Siam.
                  Pada masa pemerintahan Pibul Songgram, dilancarkan program rathaniyom suatu program yang didasarkan pada Ultra-Nasionalisme siam. Program ini tujuannya adalah membentuk Negara Siam sejati, berdasarkan satu Agama, Bangsa, Bahasa, dan Kebudayaan Siam. Seluruh program dituangkan dalam tujuh dekrit. Pada masa ini jugalah ditukar istilah Siam menjadi Thailand. Bagi masyarakat melayu Patani, program Rathaniyom tahun 1939 adalah malapetaka besar, karena tidak lagi dibenarkan menggunakan nama Melayu, berpakaian melayu, bercakap dan menulis dalam bahasa melayu, bahkan mempelajari agama Islam. Puncaknya pada tahun 1944, jawatan kadhi dihapuskan dan masalah berkaitan dengan perkawinan dan harta pusaka diuruskan berdasarkan undang-undang sipil, bukan syariat.
                  Dari fakta tersebut, upaya penyatuan politis daerah muslim ke dalam muangthai merupakan hasil akhir perjuangan selama berabad-abad, dengan berbagai alasan Nasionalisme. Pembangunan dan keamanan pemerintah muangthai dalam abad XX berusaha mengonsolidasi kekuatan atas provinsi-provinsi selatan yang didiami orang-orang muslim itu.
                  Langkah pertama adalah integrai administrative yang dirancang untuk memasukkan yang dirancang untuk memasukkan daerah-daerah muslim ke dalam yang sistem  politik nasional yang berpusat di Bangkok. Mengingat orang-orang muslim itu tidak berpengalaman dengan sistem ini, dianggap perrlu menempatkan mereka dibawah penjabat pemerintah Kristen dan budhis muangthai.
                  Orang-orang muslim di selatan diharuskan memakai pakaian bukan melayu dan mengadopsi nama-nama thai bila mereka ingin memasuki sekolah-sekolah pemerintah atau mencari pekerjaan dalam dinas pemerintahan. Bahasa melayu dilarang diajarkan di sekolah-sekolah negeri atau digunakan dalam percakapan dengan para pejabat pemerintah. Pembatasan penerapan hokum islam dalam perkawinan dan warisan dihapuskan.
                 
                  Islam masuk ke Thailand pada abad ke-18 (tahun 1785). Proses masuknya islam di Thailand dimulai sejak kerajaan siam mengakui sisi kerajaan patani (lebih dikenal oleh penduduk muslim thai sebagai patani darusalam).
                  Perkembangan islam di Thailand semakin pesat saat beberapa tokoh-tokoh ulama  muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka membantu kerjaan Thailand  membangun beberapa kanal dan sistem perairan di Krung Theyp Mahanakhon (Propinsi Bangkok). Pusat dakwah islam terbesar di Islamic center  Ramkamhaeng. Hampir semua aktifitas keislaman ,mulai dari pengajian, layangan penikahan sampai dengan pasar makanan bisa ditemukan disini. Islamic Center Ramkamhaeng berjarak sekitar 2 KM dari kanor Kedutaan Besar Republic Indonesia dijalan Petchburi. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemerintah kerajaan Thailand memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya bagi kaum muslim thai untuk melaksanakan ibadah dan berdakwah.
                  Namun demikian, tidak semua lokasi di Thailand menjadi tempat yang aman untuk kaum muslim. Daerah Thailand selatan masih menjadi daerah yang mencekam karena hampir setiap hari operasi militer digelar di kampung penduduk dengan alasan mencari dalang peledakan bom diwilaya h selatan.
                  Dalam tatanan social, muslim Thailand mendapatkan julukan yang kurang enak untuk didengar, yaitu khaek (orang luar, pendatang, tamu).  Istilah ini juga digunakan untuk menyebut tamu-tamu asing atau  imigran kulit berwarna.
                  Meskipun pada mulanya khaek merupakan term untuk makro-etnis bagi  orang selain thai tapi lama-kelamaan khaek tersebut dipakai pemerintah untuk mendeskripsikan kaum melayu-muslim diselatan Thailand. Istilah thai pada tahun 1940-an akan tetapi istilah ini menimbulkan kontradiksi karena istilah “thai ” merupakan dibuat sinonim dari kata “budha” sedangkan “islam” identik dengan kaum muslim melayu?  maka dari itu kaum muslim melayu lebih suka di panggil malay-islam.dari problem rasial tersebut timbullah pengelompokan kaum muslim di Thailand terjadi dua golongan:
1)      Assimilated Group. Atau golongan yang terasimilasi atau berbaur dengan kaum  mayoritas yaitu  agama masyarakat thai-budha pada segala bidang tatanan kehidupan hanya saja tidak sampai pada masalah keagamaan.
2)       Unassimilated Group. Atau golongan yang tidak berbaur namun menyendiri di Thailand bagian selatan. Yang masih menunjukan kultur melayu-islam pada nama, bahasa dab adat. Golongan ini bertempat tinggal didaerah yala, narathiwat dan pattani. Kecuali daerah satun yang sudah terasimilasi dengan kelompok mayoritas Thai.
                  Yang dilakukan oleh kerajaan Thailand telah melahirkan masalah utama mengenai minoritas muslim di pencaplokan Thailand. Orang-orang muslim Patani yang di bawa ke Bangkok oleh tentara Thailand sebagai tawanan perang pada awal perang pertama dan kedua. Dan orang-orang inilah kemudian menjadi bagian utama masyarakat islam di Thailand tengah dan sebagian dari mereka tetap memelihara budaya dan bahasa mereka. Keterpaksaan masyarakat melayu muslim di Thailand selatan dirasakan selama puluhan tahun, sejak integrasi melayu Thailand menjadi bagian dari kerajaan Thailand penggunaan bahasa thai wajib di gunakan di Kantor  Kerajaan,  Pemerintah, Sekolah, Radio, Media Cetak, Media Elektronik, dan Kehidupan Sehari-hari. Terintegrasi dengan Thailand, bersaing dengan mayoritas masyarakat etnis thai buddies adalah pilihan saat ini. Strategis yang perlu di bangun adalah memajukan pendidikan, mendukung pembangunan nasional,dan menjaga stabilitas local. Hal yang teakhir masih menjadi kendala bagi penciptaan perdamaian di wilayah selatan. Berbagai teror, pembunuhan dan pengeboman sering terjadi dalam tiga tahun terakhir, dengan jumlah meninggal setidaknya 2000 orang, sejak januari 2004. Anehnya, belum ditemukan kelompok yang bertanggung jawab dalam kerusuhan ini. Ketika terjadi penyerangan atau pembunuhan yang melibatkan tentara, polisi dan masyarakat budha, yang dituduh adalah muslim. Pencitraan negatif yang diciptakan oleh pemerintah menyebutnya dengan “bandit muslim”.
                  Makanan halal di Thailand dapat dilihat dengan tiga macam label yakni, Label Resmi “Halalal”, Stiker bertuliskan “Allah” dan “Muhammad”, serta Stiker bertuliskan Bacaan Basmallah. Karena makanan halal masih sediki, sehingga majelis ulama Thailand memverifikasi kehalalan produk dalam negeri. Selain masalah makanan, lokasi tempat ibadah di pusat-pusat pembelanjaan pun agak sulit ditemukan. Beberapa lokasi pembelanjaan umum, seperti Siam Paragon, Pratunan Center dan Center word menyediakan mushola untuk umat muslim.
                  Masyarakat muslim imigran, yang tinggal di daerah perkotaan, kebanyakan berasal dari asia selatan (india dan pakistan), indoenesia, huihui (china), dan Persia. Secara sosiologis mereka telah membaur (berintegrasi) dengan baik dengan masyarakat local (non-muslim).
                  Dari aspek pendidikan agama, setiap kimunitas memiliki lembaga pendidikan yang biasanya dikaitkan dengan mesjid, yang memeberikan pendidikan agama trurama bagi anak-anak muslim. Di chiang mai terdapat  pusat pendididkan islam yakni, nong ban, pah heoy, an doi saket. Yang mengajarkan ilmu akidah, ibadah, seni baca al-quran, hokum islam, dan ahlak.
                  Sejak tahun 1970-an telah didirikan sebuh madrasah menengah lanjutan (chitpakdee) di kawasaa san pah-koy. Madrasah ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga terampil dalam bidang keislaman, sehingga dapat diajarkan ke tingkat lebih rendah atau dapatmelanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Berkat hubungan yang semakin errata antara umata muslim di berbagai negara seperti, asia selatan, asia tenggara dan bahkan timur tengah. Sehingga banyak pelajar muslim yang dikirim ke luar negeri serta banyak kunjungan dan bantuan dari Negara-negara muslim.
                  Menurut pengamat seperti Andrew Forbes, Raymond Scupin, dan Preeda Prapertchop kehidupan perekonomian masyarakat islam di bangkok setara dengan masyarakat non-islam. Mereka umumnya memiliki keterampilan khusus, seperti keturunan Cam dan Melayu biasanya menekuni bidang pertanian dan kerajinan, warga keturunan Indonesia merupakan pakar pertamanan dan perdagangan.kelompok keturunan Iran dan Asia Selatan menggeluti bidang perdagangan kayu dan tekstil.
                  Mayoritas Muslim Thi beraliran Sunni dengan Mazhab Syafi’i, walaupun terdapat Mazhab Hanafi dan Syi’ah. Oleh karena kentalnya pengaruh Agama Budha dalam kehidupan masyarakat luas, tidak mengherankan jika tradisi lama, seperti menggunakan azimat, tolak bala, dan kepercayaan pada hal-hal yang magis, juga terdapat di kalangan masyarakat muslim di Thailand. Sehingga awal abad XX dibangkok khususnya sering terjadi “Pembaharuan atau Pemurnian Keagamaan” (tajdid). Gerakan pemurnian keagamaan (tajdid) di pelopori oleh seorang musafi asal minangkabau bernama Ahamad Minangkabawi lulusan dari mekah. Selesainya belajar islam di Mekah, ia tidak kembali ke Mingkabaw melainkan melakukan pembaruan di Bangkok yang banyak melakukan praktik-praktik berbau Sinkretisme.
                  Gerakan pembaruan dan pemurnian Ahmad Wahab, nampaknya dipengaruhi oleh gerakan Wahabiah di Arab Saudi yang di mulai dengan mendirikan lembaga pendidikan di Tanon Kok (Bangkok Utara) yang mendapat dukungan dari berbagai pihak umat islam.
                  Sama dengan gerakan Wahabiah di Timur Tengah dan juga gerakan Paderi di Minangkabau, Ahmad Wahab melakukan dakwahnya dengan sedikit kekerasan, untuk menghancurkan hal-hal yang tidak sesuai denga ketentuan agama. Dalam gerakannya, Ahmad Wahab menggunakan pendekatan rasional, argumentasi, logika dan dalil-dalil al-quran dan sunnah, penggunaan ijtihad, dan menghindari taqlid. Untuk memperkuat gerakannya, dia mendirikan organisasi Anshari Sunah (Penolong Kaum Penegak  Sunah Rasul). Kebanyakan pengikutnya adalah pedagang, pegawai, dan aktifis-aktifis muda islam serta pelarian poliitk Indonesia. Namun, karena pengaruh Budha yang begitu kuat, konservatisme dan tradisionalisme agama dikalangan muslim lokal begitu kental, akhirnya gerakan ini mendapat tantangan dari islam tradisional. Akibatnya, masyarakat islam thai mengalami polarisasi pemikiran, yakni “Kaum Muda/Baru (Khana Mai)”, dan Kaum Tua/Lama (Khana Kau).
                  Kelompok khana mai (pembaharu) di Bangkok semakin kuat dibawah kepemimpinan Chaem Promyong, yang juga dikenal dengan panggilan Syamsudin Mustafa, alumni al-Azhar dan tokoh yang memiliki akses keberbagai tokoh nasional. Ide-ide dan konsep Chaem Promyong dan Khana Mai banyak yang diserap kedalam kebijakan pemerintah dalam soal keagamaan.
                  Ketika Pridi Phanomyong (Luang Pradit Manutham, tahun 1900-1983) menjadi perdana menteri, segera setelah perang dunia II, Chaem diangkat sebagai Ketua Majelis Agama Islam dan Penasehat Pridi dalam urusan agama islam (Chularajamontri) pada tahun 1946. Namun, pada tahun 1947 terjadi kudeta oleh Phibul Songram, yang mengakhiri dominasi Khana Mai dan Chaem pribadi pada struktur agama islam di Thai sampai saat ini. Oleh karena situasi tidak lagi memihak kepadanya, Chaem akhirnya hijrah ke singapura.
                  Pada tahun 1964, Persatuan Pemuda Muslim Thailand dibentuk di bangkok, yang membawahi seluruh wilayah dan kaum muda islam Thailand. Pola perjuangannya lebih mirip dengan AIMB di Malaysia, yakni menggunakan dunia pendidikan sebagai medan dan wahana perjuangannya, dan bergerak secara modern, serta memiliki akes ke organisasi pemuda dan mahasiswamuslim Indonesia.

Sementara itu, pemerintah merasa lebih mudah berhubungan dengan Khana Kau (kelompok konserfatif). Mereka lebih lentur, komperatif, tidak menuntut perubahan derstis, dan siapberkolaborasi dalam berbagai aspek serta membian keadaan seperti apa adanya (status quo). Keputusan dan kebijakan yang diambil pemerintah bersama mitranya dibangkok mempunyai pengaruh dan dampak secara nasional, sampai ke patani yang memiliki kondisi yang spesifik dan berbeda.




DAFTAR PUSTAKA

Internasional, Grolier. Negara dan Bangsa. PT. Widyadara. Jakarta. 1988.
Munir, Amin Samsul. Sejarah Peradaban Islam. Amzah. Jakarta. 2009.
Saifulllah. Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2010.
www.goggle.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar