PRINSIP
– PRINSIP PERKEMBANGAN
Pegertian
perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak berdiri
sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan
ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi
ukuran dan struktur rgandalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak
anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan
berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan
kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang teratur dan
koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju
dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara
perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.
Pada bab
ini akan diterangkan 6 prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991).
Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan
yang dialami oleh seorang anak, kesepuluh prinsip tersebut adalah :
a. Adanya
perubahan.
Manusia
tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami
perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa
menanjak, kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
Selama
proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok,
yaitu ;
ü Perubahan
ukuran
Perubahan
fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam tubuh, perubahan mental.
Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi.
ü Perubahan
proporsi
Misalnya perubahan
perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak.
Hilangnya ciri lama.
Hilangnya ciri lama.
Misalnya
ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya berganti dengan sikap
prososial.
Mendapatkan
ciri baru. Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri yang
baru yaitu sikap prososial.
b. Perkembangan
awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
Lingkungan
tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap
kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal
cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang
hidupnya, terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.
Hasil
belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak. Dasar awal
cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup
dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Dasar
awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
Semakin
dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk
mengadakan perubahan bagi dirinya.
c. Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan
seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya
karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari
warisan genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu
mmerangkak, duduk kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan
yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar ini anak anak memperoleh
kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Hubugan antara kematangan dan
hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa peka pada seorang
anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil dari
pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.
d. Pola
perkembangan dapat diramalkan
Dalam
perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang
menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam
struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan
terakhir kaki. Hukum yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat
ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh
ketrampilan lengan terlebih dahulu.
e. Pola
perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan
Karateristik
tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk
perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang
sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat
berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola
perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam
kecepatan perkembangan.
Pada anak
yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama
seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka
yang pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg
memiliki kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih
lambat.
Perkembangan
bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih khusus. Misalnya
seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan permainan
itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan
merespon ketekutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan
merepon ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.
Perkembangan
berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga kematian, namun
hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat.
Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan
dan akan mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan
menonjol di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.
Berkesinambungan memiliki arti bahwa setiap periode perkembangan akan
berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
f. Terdapat
perbedaan individu dalam perkembangan
Walaupun
pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang
dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang
dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan
kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini
disebabkan karena setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang
berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan kontribusi
terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya perkembangan kecerdasan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan, suasana emosional,
apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau tidak.
Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.
Selain itu
meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan tersebut
memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan
rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika
menginjak tahap perkembangan berikutnya.
Perbedaan
perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau
pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan
yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula
pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.
g. Setiap
tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial
Pola
perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya
yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini
dapat mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial.
Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada
peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami
gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.
Peringatan
awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang
penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari
penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.
v Tipe
Kepribadian
Perbedaan
kepribadian atau tipe-tipe kepribadian yang melekat pada setiap orang telah
menarik perhatian para ahli sejak dahulu kala. Sebenarnya penjelasan Alkitab
mengenai tipe-tipe kepribadian ini telah ada jauh sebelum penelitian ilmiah.
Alkitab menjelaskan tentang perbedaan antara pria dan wanita yang merupakan
perbedaan tipe kepribadian yang sangat jelas. Perkembangan selanjutnya
memberikan kepada kita suatu penguraian yang lebih terperinci mengenai
tipe-tipe kepribadian orang.
Di dalam
bidang kedokteran pada zaman Yunani kuno, Hippocrates telah melakukan suatu
usaha penelitian di dalam tipologi kepribadian. Ia menyimpulkan bahwa
temperamen (darah, flegma, empedu hitam, empedu kuning) berhubungan dengan
kepribadian yang mudah terserang berbagai macam penyakit. Ia menyatakan bahwa
mereka yang pendek dan gempal mudah terserang apoplexy dan mereka yang tinggi
dan kerempeng mudah terserang penyakit tuberclosis. Kecuali Galen (130-200 AD)
membagi tipe kepribadian itu berdasarkan temperamen tersebut menjadi:
1. Sanguine
- tipe yang meluap-luap.
2.
Flegmatik - tipe lamban.
3. Kolerik
- tipe gerak cepat.
4.
Melankolik - tipe patah hati.
Sekali pun
pembagian tipe kepribadian ini dinilai tidak ilmiah, namun istilah-istilah
tersebut masih dipakai sampai dengan saat ini. Kemudian Ernst Kretschmer
(1888-1964) dalam bukunya "Physique and Character" membagi
kepribadian atau tempramen atas 4 tipe:
1. Tipe
astenik.
Tipe ini
mempunyai ciri kurus, lurus, tubuh lemah, sulit bertumbuh, dan cenderung kepada
schizophrenia.
2. Tipe
atletis.
Ciri-ciri
tipe ini, orangnya tinggi, besar, dadanya bidang, kekar, dan postur tubuh yang
meruncing ke bawah. Secara kejiwaan, orang ini mempunyai potensi schizothymic.
3. Tipe
piknik.
Tubuhnya
cenderung melebar, lembut, gemuk bulat dan berlemak. Kretschmer
mengidentifikasikan tipe dengan cycloid atau manic- depressive, suatu
temperamen yang berubah-ubah, kadang senang, kadang murung.
4. Tipe
displastik. Tipe yang lain dari ketiga tipe di atas.
William
Sheldon yang menulis buku "The Varieties of Temperament" (1942), juga
memberi perhatian kepada bentuk tubuh. Ia memusatkan perhatian pada
penelitiannya tentang meticulous yang disebutnya sebagai somatotyping. Sikap
dan tingkah lakunya diduga menyesuaikan diri dengan bentuk tubuhnya. Ia membagi
tipe kepribadian menjadi tiga bagian:
1. Endomorphy.
Dari segi
fisik, pencernaannya baik, namun otot-ototnya lemah. Karena itu tubuhnya
cenderung gemuk. Tipe ini lamban, senang memanjakan tubuhnya, suka makan
(apalagi kalau bersama kawan- kawan), orangnya mudah dan sangat bersahabat, dan
merasa puas selalu.
2.
Mesontorphy
Orang tipe
ini memiliki tubuh yang kekar, langkahnya tegap, senang menguasai karena memang
dia punya kekuatan, suka terhadap hal-hal yang beresiko berbahaya. Ia mempunyai
arah yang tegas dan jelas, punya keberanian untuk bertempur. Sifat
ekstrovertnya sangat menonjol.
3. Ectomorphy.
Tipe ini
ditandai dengan ketenangan. Postur tubuh dan gerak yang kaku. Perasaannya
sangat peka. Sifatnya sangat tertutup.
Pada tahun 1971,
C.G. Jung menulis sebuah buku yang berjudul "Psychological Types". Ia
membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert. Kedua tipe itu ditandai
dengan sikap seseorang terhadap obyek. Seorang yang introvert pada dasarnya
selalu ingin melarikan diri dari obyek, seakan-akan obyek itu harus dicegah
agar tidak menguasainya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert mempunyai sikap yang
positif terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu.
Kelihatannya
pembagian Jung itu terlalu sederhana. Tetapi sebetulnya Jung mengklasifikasikan
kedua tipe itu ke dalam delapan subtipe, sehingga terkesan rumit.
1. Tipe
pemikir ekstrovert.
Setiap
aktivitas orang tipe ini tidak lepas dari kesimpulan- kesimpulan yang bersifat
intelektual yang didasarkan pada data obyektif.
2.
Tipe perasa ekstrovert.
Orang ini
sebelum bertindak, perasaannya itu harus pas dulu. Jung memasukkan kaum wanita
ke dalam tipe ini.
3.
Tipe sensasi ekstrovert.
Bagi dia,
segala sesuatu harus benar dan berorientasi pada kesenangan yang konkrit, tidak
berlebihan, hukum itu harus dipatuhi. Orang tipe ini tidak mementingkan diri
sendiri, dan rela berkorban demi kepentingan orang lain.
4.
Tipe intuitif ekstrovert.
Orang ini
tidak akan ditemukan dalam dunia yang memiliki nilai realitas yang dapat
diterima. Ia tidak puas dengan apa yang ada. Ia selalu menyelidiki sesuatu dan
berbuat sesuatu yang baru.
5.
Tipe pemikir introvert.
Orang ini
terlalu membatasi diri dengan pikiran dan pendapatnya sendiri. Ia bisa berpikir
kritis, tetapi sering subyektif.
6.
Tipe perasa introvert.
Orangnya
tenang, sulit didekati, sukar mengerti dan kurang tanggap terhadap perasaan
orang lain.
7.
Tipe sensasi introvert.
Dia selalu
berorientasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan bukan pada penilaian
yang masuk akal.
8.
Tipe intuitif introvert.
Tipe ini
sangat senang dengan hal-hal yang berbau mistik, bahkan ia bisa menjadi peramal
atau seniman yang aneh.
Pembagian
Jung ini disempurnakan lebih lanjut oleh Isabel Briggs Myers dalam bukunya
"Gifts Differing". Dia membagi ke delapan tipe Jung menjadi dua sub
tipe yang menyangkut penilaian dan pemahaman. Dialah yang menemukan tipe
Myers-Briggs yang merupakan indikator terhadap pengukuran preferensi
kepribadian, kapasitas dan keterbatasannya. Ia yakin bahwa setiap subtipe itu
mempunyai kekuatan. Hal ini sangat menolong kita sebagai pelayan. Suatu
pendekatan yang baru terhadap analisa tingkah laku dari tipe kepribadian ini
terdapat dalam "The Diagnostic and Statistical Manual III", yang
menguraikan 11 gangguan kepribadian yang di kelompokkan dalam tiga bagian:
Kelompok A:
Orang-orang aneh dan eksentrik.
1.
Paranoid:
Suatu
gangguan kepribadian yang ditandai dengan ciri-ciri khas hipersensitivitas,
kecurigaan, dan kecenderungan untuk menyalahkan orang lain.
2.
Schzoid:
Selalu
menjauhkan diri dari orang lain serta memiliki pemikiran yang eksentrik.
3.
Schizotypal:
Ciri
kepribadian yang terganggu yang ditandai dengan pengucilan diri dari orang lain
serta pikiran-pikiran yang eksentrik (aneh, sinting, kegila-gilaan) . Mirip
schizophrenia, tetapi tidak begitu parah.
Kelompok B:
Orang-orang dramatis, emosional dan tak menentu.
1.
Anti-sosial:
Ketidakmauan
untuk berasosiasi dengan individu-individu lain atau kelompok-kelompok lain.
Sikapnya selalu melawan standar sosial, dan karenanya berbahaya bagi
masyarakat.
2.
Borderline:
Orangnya
tidak stabil dalam tingkah laku, suasana hati, hubungan dengan orang lain, dan
konsep diri.
3.
Histronie:
Gangguan
kepribadian yang ditandai dengan kehebohan, dramatisasi diri, pembujukan dan
usaha untuk mencari perhatian.
4.
Narcisstic:
Ditandai
dengan cinta diri yang sering dikaitkan dengan kepuasan erotis. Ia sangat
menyayangi tubuhnya, perbuatan dan kemampuannya.
Kelompok C:
Ditandai dengan kecemasan, ketakutan dan suka bertingkah.
1.
Avoidant:
Cirinya
adalah kepekaan yang berlebihan terhadap penolakan orang lain, sehingga ia
tidak mau berhubungan dengan orang lain, takut kalau ditolak.
2.
Dependent:
Sangat
kurang percaya diri, sehingga ia cepat menyerahkan diri kepada orang lain.
Karenanya mereka tidak bisa mengambil keputusan di dalam hidup mereka tanpa
orang lain.
3.
Obsessive-compulsive:
Adanya ide
(obsesi) yang tegar melekat dan sering tidak dikehendaki diiringi dengan
perbuatan yang tidak masuk akal. Seseorang akan mencuci tangannya setiap lima
menit karena takut akan bakteri yang akan membinasakannya. Atau, seorang yang
sebentar-sebentar memeriksa kunci pintu apakah terkunci atau tidak,
jangan-jangan ada maling yang sedang mondar-mandir di halaman rumahnya.
Usaha-usaha seperti itu adalah usaha untuk menghilangkan perasan bersalah.
4.
Passive-aggressive:
Ditandai
dengan pemberontakan melalui ketidakaktifan dan sikap keras kepala.
Tipe-tipe Kepribadian Berdasarkan Temperamen. Tim La Have mengingatkan kita akan bahaya di dalam membahas tipe kepribadian ini berdasarkan temperamen.
Tipe-tipe Kepribadian Berdasarkan Temperamen. Tim La Have mengingatkan kita akan bahaya di dalam membahas tipe kepribadian ini berdasarkan temperamen.
Sebab
beberapa orang akan cenderung untuk mulai menilai dan bahkan menentukan
temperamen kawan-kawannya. Padahal penilaian dan penentuan itu tidak dapat
dilihat dari satu dua kesan dan penampilan seseorang di dalam waktu yang sangat
terbatas. Orang yang bersangkutanlah yang jauh lebih mengetahui temperamen
macam apa dia itu.
Lagi pula, pembagian temperamen seperti yang diusulkan
oleh Galen itu tidak bermaksud bahwa setiap orang ditandai dengan satu
temperamen, tetapi di dalam diri seseorang bisa terdiri atas beberapa macam
tempramen. Memang, ada satu jenis temperamen yang menonjol. Catatan lain yang perlu diperhatikan di dalam memahami orang
lain lewat perbedaan temperamen itu, bahwa ada orang yang sebenarnya mempunyai
temperamen kolerik, tetapi dalam perjalanan waktu dan pengalamannya, bisa
berubah menjadi seorang yang flegmatik sehingga penilaian dan penetuan itu bisa
meleset.
Ø
Kolerik
Seorang
yang disebut kolerik biasanya ditandai dengan semangatnya yang berapi-api,
cekatan, aktif, mempunyai kemauan keras, mampu untuk mandiri dan berpikir
praktis. Ia selalu puas dengan dirinya sendiri, tanpa harus ditentukan orang
lain. Ia tidak perlu diajar berpikir positif, sebab ia mudah menanggapi segala
sesuatu itu positif. Sikapnya optimis. Di kala semua orang telah menyerah
kepada keadaan, orang kolerik tetap memandang kepada masa depan yang penuh
harapan. Bagi dia tidak ada langkah menyerah. Hal ini berhubungan dengan
sikapnya yang berani, tidak kenal takut. Karena itu orang kolerik
hampir tidak menemukan kesulitan untuk memimpin. Potensi itu sangat besar di
dalam dia. Dialah yang sering menyulut massa (agitator). Ia juga dikenal
sebagai organisator yang bijaksana, karena ia tidak mengalami kesulitan untuk
mengambil keputusan sendiri.
Namun di balik
kemampuan-kemampuanya itu, ia juga seorang yang kejam, sadis, kasar, tidak
sensitif atau kurang mengerti perasaan orang lain. Barangkali satu hal yang
sulit bagi dia adalah mengasihi orang lain. Karena bagi dia orang lain hanya
alat untuk mencapai tujuan-tujuan. Ia selalu melihat dirinya sebagai pusat
aktivitasnya dan orang lain harus mendukung tujuan-tujuan dan
rencana-rencananya. Ia tidak akan berurusan dengan mereka yang tidak
mendukungnya. Tugas dan proyeknya adalah pusat perhatiannya, karena itu ia
bukanlah seorang yang mudah bergembira. Sebegitu aktif dan "rajin"nya
orang ini, sehingga sulit baginya untuk menyediakan waktu untuk bersaat teduh
(membaca Alkitab, berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam waktu-waktu khusus).
Ø
Sanguin
Orang
sanguin beda dengan kolerik. Ia mampu membuat suasana menjadi hangat. Ia
terkesan tidak memikirkan hari esok. Hari ini adalah hari yang berbahagia, hari
esok lain urusannya. Ia begitu ramah dengan semua orang, simpatik, lemah lembut
dan punya perhatian yang besar terhadap orang lain. Makanya ia sangat disenangi
orang, apalagi ia termasuk orang yang tidak pernah kehabisan kata-kata, ia bisa
memukau orang banyak dengan cerita-ceritanya yang menarik. Ia manusia yang tak
pernah bosan dengan hidup ini.
Sayangnya,
orang sanguin memiliki emosi yang tidak stabil. Ia bisa jatuh cinta dengan
seorang hari ini, kemudian dengan seorang lagi pada hari yang lain.
Pendiriannya tidak tegas, dan karena itu ia tidak segan-segan untuk berbohong.
Karena senang dengan memukau orang, sampai-sampai sebuah fakta
dilebih-lebihkan. Pintar membuat sensasi. Kalau orang sanguin melihat sepeda
bertabrakan dengan sepeda, ia akan menceritakannya seakan-akan pesawat
bertabrakan dengan pesawat. Sifat kekanak-kanakannya sangat menonjol, dan suka
mendominasi percakapan.
Kelemahan
lain yang dimiliki orang sanguin adalah tidak disiplin. Terlalu banyak waktu
yang dibuangnya, sehingga banyak pekerjaan yang tidak selesai. Tidak
teroganisir, karena ia mudah beralih perhatian kepada hal-hal yang tidak
menjadi prioritas. Ia tidak terdesak dengan target waktu. Makanya kalau orang
sanguin sering datang terlambat, kita tidak usah heran. Ia bisa memasuki sebuah
pertemuan rapat dalam keadaan tenang tanpa merasa "berdosa".
Ø
Melankolik
Melankolik
terkenal sebagai manusia sesitif. Kalau orang kolerik tidak senang dengan
hal-hal yang kecil, melankolik adalah sebaliknya. Ia terlalu banyak disibukkan
dengan hal-hal kecil yang kadang-kadang tidak pantas untuk dipikirkan. Ia
adalah orang yang sulit mengambil keputusan. Seorang wanita yang melankolik
akan sulit memberikan respons kepada seorang pria yang menyatakan cinta
kepadanya. Ia mampu untuk menggumulinya selama bertahun-tahun untuk sebuah
keputusan. Ia adalah seorang yang berpikir dalam dan analitis. Karenanya
ia sangat menghargai karya-karya musik, sastra, seni. Dalam pekerjaan, ia
selalu melakukan yang terbaik. Ia tidak akan menerima suatu tanggungjawab
apabila yang lain belum juga ia selesaikan. Kalau seorang kolerik, yang penting
banyak pekerjaan, bagi melankolik, yang penting selesai dengan sempurna.
Akan
tetapi, beda dengan kolerik, ia adalah seorang yang pesimis dan selalu melihat
segala sesuatu dari sisi negatif. Orang mengenal dia sebagai Si Pemurung.
Setiap hari dilewatinya hanya dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia terlalu
kuatir akan kehidupannya, makanya ia mudah stres dan depresi. Terhadap
orang lain ia sering mengkritik, kalau ia melihat ada sesuatu yang tidak sesuai
dengan keinginannya. Selalu curiga pada hal-hal yang baru, termasuk pada orang
lain. Karena itu ia sulit mendapat kawan. Ia terlalu idealis dan teoritis.
Karena terlalu banyak pertimbangan, akibatnya untuk mengambil keputusan pun
sulit.
Ø
Flegmatik
Tenang,
damai dan baik hati adalah ciri khas orang flegmatik. Orangnya adalah yang
paling stabil di antara semua temperamen. Ia seorang yang setia, pendengar yang
baik dan bisa mempunyai humor yang menyenangkan. Ia bekerja tanpa adanya suatu
tekanan, rapi dan tetap teguh dalam mempertahankan apa yang telah menjadi
peraturan. Ia sangat berhati-hati di dalam mengambil tindakan. Cuman,
orang akan merasa kesal dengan orang flegmatik. Ia adalah orang yang sulit
bergerak. Pasif adalah ciri khas orang ini. Di saat semua orang panik, ia
tenang. Ia kurang percaya pada dirinya sendiri. Dan yang lebih menjengkelkan
lagi ialah sikapnya yang suka kompromi. Dalam
kegiatan bersama, ia lebih memilih untuk abstain ketimbang terlibat dalam suatu
urusan. Ia tidak begitu antusias dalam segala hal. Kalau semua orang tertawa,
ia tidak. Malahan ia sinis, dan suka mengejek. Acuh tak acuh, dan merasa
dirinya lebih benar dari orang lain. Sebenarnya ia seorang pemalas dan sukar
didorong. Sikapnya sangat tertutup, penakut dan terlalu berhati-hati.
Pola perkembangan
remaja bagi sebagian besar orang yang baru berangkat dewasa bahkan
yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam
hidup mereka. Kenangan terhadap saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah
dilupakan, sebaik atau seburuk apapun saat itu. Sementara banyak orangtua yang
memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja adalah waktu yang
sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja itu sendiri.
Banyak orangtua yang tetap menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi
dengan ketat sebab di mata orangtua para anak remaja mereka masih belum siap
menghadapi tantangan dunia orang dewasa. Sebaliknya, bagi para remaja, tuntutan
internal membawa mereka pada keinginan untuk mencari jatidiri yang mandiri dari
pengaruh orangtua. Keduanya memiliki kesamaan yang jelas: remaja adalah waktu
yang kritis sebelum menghadapi hidup sebagai orang dewasa.
Sebetulnya,
apa yang terjadi sehingga remaja merupakan memiliki dunia tersendiri. Mengapa
para remaja seringkali merasa tidak dimengerti dan tidak diterima oleh
lingkungan sekitarnya?. Mengapa remaja seolah-olah Masa remaja merupakan sebuah
periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya
seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda
awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk
pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia
belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun.
Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami
pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah
siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang
dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.
Berbeda
dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir
tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali
mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak
tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.memiliki
masalah unik dan tidak mudah dipahami? Memang banyak perubahan pada
diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya
merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan
seseorang.
Namun satu
hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring
dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat
memhami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi
tersebut. Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai
dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada
remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar.
Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk
berreproduksi.
v Pembentukan
prilaku
Faktor-faktor
pembentuk perilaku antara lain :
Faktor internal :
Faktor internal :
1.
Instink biologis, seperti lapar,
dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat
rakus, maka sifat itu akan menjadi perilaku tetapnya, dan seterusnya.
2.
Kebutuhan psikologis, seperti
rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri.
3. Kebutuhan
pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berfikir seseorang
seperti mitos, agama, dan sebagainya.
Faktor
eksternal
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan pendidikan
Islam membagi akhlak menjadi dua yaitu :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sosial
3. Lingkungan pendidikan
Islam membagi akhlak menjadi dua yaitu :
1. fitriyah,
yaitu sifat bawaan yang melekat dalam fitrah seseorang yang dengannya ia
diciptakan, baik sifat fisik maupun jiwa.
2. Muktasabah,
yaitu sifat yang sebelumnya tidak ada namun diperoleh melalui lingkungan alam
dan sosial, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman
Pembentukan
Kepribadian
Kepribadian terbentuk setelah melalui proses :
Kepribadian terbentuk setelah melalui proses :
1. Adanya
nilai yang diserap seseorang dari berbagai sumber, mungkin agama, ideologi, dan
sebagainya
2.
Nilai membentuk pola pikir seseorang yang secara
keseluruhan ke luar dalam bentuk rumusan visinya
3.
Visi turun ke wilayah hati dan membentuk suasana
jiwa yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk mentalitas
4.
Mentalitas mengalir memasuki wilayah fisik dan
melahirkan tindakan yang secara keseluruhan disebut sikap
5.
Sikap yang dominan dalam diri
seseorang secara kumulatif mencitrai dirinya adalah kepribadian
Tugas
PPD
PRINSIP –
PRINSIP PERKEMBANGAN
OLEH :
AMAN MAKRUF
A1 A2 11 083
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar