A. Sungai Nil
Sungai
Nil
(bahasa
Arab:
النيل an-nīl atau bahasa
Mesir/Koptik
iteru), di Afrika,
adalah sungai
terpanjang di dunia. Sungai Nil mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil
dan membelah tak kurang dari sembilan negara yaitu : Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan dan Mesir. Nama sungai Nil berasal dari bahasa
Yunani Νείλος Neilos
yang artinya secara harafiah adalah "lembah
sungai".
Sungai Nil bersumber dari mata air
di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro
di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah (Laut Mediteran).
Karena sungai Nil memiliki nilai
sejarah bagi bangsa Mesir (terutama Mesir kuno), maka bila menyebut sungai Nil
selalu diidentikkan dengan Mesir. Sungai Nil mempunyai perangan sangat penting
dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir, sejak ribuan tahun yang
lalu. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam
menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran
sungainya. Dengan adanya tanah subur ini menjadikan penduduk Mesir
mengembangkan pertaniannya dan peradaban Mesir berkembang sejak ribuan tahun
yang lalu.
Sungai nil menjadi satu-satunya
sungai yang menghidupi semua rakyat Mesir. Mesir yang sebagian besar tanahnya
berupa shohro atau padang pasir ini, hanya mengandalkan
dari sungai ini dan hampir semua penduduknya juga bermukim di sekitarnya.
B.
PERADABAN
DI LEMBAH SUNGAI NIL
Peradaban
lembah sungai Nil di Mesir, lahir karena kesuburan tanah disekitar lembah
sungai, yang disebabkan oleh banjir yang membawa lumpur. Hal inilah yang
menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban ditempat
tersebut. Peradaban di lembah sungai Nil dibangun oleh masyarakat Mesir kuno.
1.
Letak
Geografis
Sungai Nil
terbentang dari Pegunungan Kilimanjaro (Sudan) hingga Laut Tengah dengan
panjang kira-kira 5000 km. Sungai ini merupakan hadiah bagi bangsa Mesir karena
daerah di sekilingnya adalah gurun pasir yang luas, apabila terjadi hujan akan
terjadi bah yang membawa lumpur-lumpur mineral. Dari lumpur inilah tanah sangat
cocok untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Keterasingan bangsa Mesir dengan
kondisi geografis yang sebelah kiri dan kanan Sungai Nil adalah Gurun Nubia
sangat tidak menguntungkan, namun mereka mampu bekerjasama dalam sebuah
kelompok yang tangguh dan menciptakan sebuah peradaban. Di lain sisi, kondisi
ini memberikan keamanan bagi bangsa Mesir dari serangan luar.
2.
Kehidupan
masyarakat Mesir kuno
Setiap tahun sungai Nil selalu
banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga
menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling
lembah sungai berupa gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut
Merah. Batas selatan terdapat gurun
Nubia di Sudan, batas
barat adalah gurun Libia.
Kemudian batas utara Mesir adalah Laut
Tengah.
Menurut mitos, air sungai yang
mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi
Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari
jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air
tersebut berasal dari gletsyer
yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil.
Peranan sungai Nil begitu penting
bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah
jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah dari sungai Nil” (Egypt
is the gift of the Nile).
Lembah sungai Nil yang subur,
mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi
dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan
ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan
irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan
tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau
jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti
jagung.
Untuk memenuhi kebutuhan
barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah
hubungan dagang dengan Funisia,
Mesopotamia dan Yunani di
kawasan Laut Tengah. Sungai Nil berperan sebagai sarana transportasi
perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.
3.
Pola
Pencaharian Masyarakat
Pola hidup
bangsa Mesir sangat menggantungkan diri kepada kondisi Sungai Nil, apabila
musim hujan mereka akan bercocok tanam dan apabila musim kemarau mereka akan menghindar.
Kemampuan bercocok tanam ini bertahan lama sampai jumlah populasinya bertambah
banyak dan mengharuskan bangsa Mesir mengembangkan sistem pengaturan air yang
baik dan bias dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama antar individu
membentuk sebuah kelompok kecil dan berkembang menjadi kelompok besar yang
memerlukan sebuah aturan dalam organisasi yang teratur.
4. Sistem Kepercayaan
Bangsa
Mesir mengenal banyak dewa (politheisme), juga mengenal kepercayaan bahwa roh
orang mati tidak akan meninggal. Malah mereka mengenal hewan-hewan suci yang dianggap
sakral, seperti terlihat dalam beberapa lukisan dan patung hewan berkepala
manusia dan manusia berkepala hewan. Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir antara
lain:
a)
Dewa
Osiris sebagai dewa tertinggi.
b)
Dewa
Ra sebagai dewa matahari.
c)
Dewa
Thot sebagai dewa pengetahuan.
d)
Dewa
Horus, anak Dewa Osiris.
e)
Dewa
Amon sebagai dewa bulan
Sebagai
penguasa kehidupan politik dan keagamaan dipegang oleh firaun, Firaun (Pharaoh)
ini diistimewakan karena dianggap Dewa Horus, perantara manusia dengan dewa dan
pemelihara Sungai Nil.
5.
Pemerintahan
Sepanjang
Lembah Sungai Nil terbagi dalam dua wilayah yaitu Sungai Nil Hulu dan Sungai
Nil Hilir, pada masing-masing daerah terbentuk kelompok yang terpisah. Kedua
wilayah ini dapat dipersatukan oleh Menes dengan bentuk kerajaan dan beribukota
Memphis pada tahun 3000 SM. Menes inilah yang menjadi raja Mesir Kuno.
a. Mesir Tua
Raja-raja
Mesir diberi gelar Firaun atau Pharaoh. Firaun memiliki hak yang tidak terbatas
dengan tujuan memberi kedamaian dan kemakmuran bagi bangsanya. Kerajaan Mesir
Tua beribukota Memphis. Pada zaman Mesir Tua, sudah dibangun makam-makam raja
dalam bentuk piramid dan patung dari batu. Piramid ini dibuat oleh rakyat
karena kepercayaan bahwa raja Mesir adalah titisan dewa. Raja-raja yang
termasyhur pada zaman ini di antaranya Khufu, Kefre, dan Menkaure. Setelah raja-raja
tersebut meninggal, kondisi keamanan di Mesir menjadi lemah, hal ini disebabkan
oleh adanya perubahan kepercayaan rakyat bahwa raja adalah keturunan dewa dan
timbulnya kerajaan-kerajaan kecil.
b. Mesir
Pertengahan
Setelah
terjadi perpecahan, Mesir kembali disatukan oleh raja Sesotris III dari Thebe.
Bahkan Sesotris III mengembangkan wilayahnya dengan menguasai Nubia dan
Palestina. Pada masa pemerintahan Amenemhet III terjadi penambangan emas di Gurun
Sinai dan mendirikan kelompok besar istana yang dinamakan labyrinth. Setelah
kematian Amenemhet III, muncul serangan dari bangsa Hykos yang berasal dari
Palestina dan mereka dapat menguasai Mesir. Kedatangan bangsa Hykos memperkenalkan
teknologi peralatan dari perunggu, seperti peralatan pertanian, senjata dan
alat rumah tangga. Bangsa Hykos menetapkan Kota Awaris sebagai ibukota Mesir
yang baru.
c. Mesir Baru
Bangsa
Mesir dapat merebut kembali kekuasaannya dari bangsa Hykos. Raja yang paling
berjasa dalam perebutan kekuasaan dari bangsa Hykos adalah Firaun Ahmosis
karena ia sendiri yang memimpin serangan. Kekuasaan Mesir sempat meluas ke
Babylonia, Assyria, Cicillia, Cyprus pada saat kekuasaan Tutmosis II. Antara
tahun 1367-1350 SM pada masa pemerintahan
Amenhotep IV atau Akhenaton dan Nefertiti mengajarkan monotheisme kepada bangsa Mesir dengan menganggap Dewa Matahari sebagai satu-satunya dewa. Akibat adanya pertentangan dengan para pendeta agama Amon, Amenhotep IV memindahkan ibukota dari Thebe ke Al Amama. Setelah Amenhotep IV meninggal, perselisihan tentang agama tidak terjadi lagi dan pendeta menunjuk Tut-Aankh-Amon atau Tutankhamon sebagai firaun dan diharuskan tunduk kepada pendeta agama Amon. Kekuasaan Mesir akhirnya selalu digantikan oleh negara lain yang menjatuhkannya. Ini terjadi sejak pemerintahan Raja Ramses III (1198-1167 SM) berakhir.
Amenhotep IV atau Akhenaton dan Nefertiti mengajarkan monotheisme kepada bangsa Mesir dengan menganggap Dewa Matahari sebagai satu-satunya dewa. Akibat adanya pertentangan dengan para pendeta agama Amon, Amenhotep IV memindahkan ibukota dari Thebe ke Al Amama. Setelah Amenhotep IV meninggal, perselisihan tentang agama tidak terjadi lagi dan pendeta menunjuk Tut-Aankh-Amon atau Tutankhamon sebagai firaun dan diharuskan tunduk kepada pendeta agama Amon. Kekuasaan Mesir akhirnya selalu digantikan oleh negara lain yang menjatuhkannya. Ini terjadi sejak pemerintahan Raja Ramses III (1198-1167 SM) berakhir.
6. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
a.
Hieroglyph
Hieroglyph
adalah nama huruf kebudayaan Mesir Kuno. Bentuk hurufnya dalah piktograf dimana
setiap gambar mewakili satu huruf. Hieroglyph ini ditulis pada sebuah media
kertas dari papirus, tumbuhan, atau dipahat.
b. Astronomi
dan Penanggalan
Pada
tahun 2776 SM, masyarakat Mesir Kuno
sudah mengenal penanggalan berdasarkan sistem peredaran matahari. Perlunya
sistem penanggalan dikarenakan orang Mesir Kuno yang hidup dari pertanian, yang
pada setiap tahun harus menanggulangi banjir.
Dengan
mengamati siklus bintang Sirius atau Sothis yang bertepatan dengan pasang
naiknya air Sungai Nil. Hasilnya : mereka sudah mengenal kalender yaitu setahun
terdiri dari 12 bulan, setiap bulan 30 hari, jadi setahun ada 360 hari,
kemudian direvisi menjadui 365 hariMereka membagi setahun menjadi 12 bulan dan
setiap bulan terdiri dari 30 hari. Mereka juga sudah mengenal adanya tahun
kabisat. Orang-orang Mesir juga mengenal ilmu astronomi atau ilmu perbintangan
yang berkaitan erat dengan kehidupan pertanian. Misalnya, mereka menggunakan
bintang sebagai patokan untuk menentukan musim atau saat-saat bercocok tanam
dan sebagainya.
c. Ilmu
Hitung
Pada
awainya masyarakat Mesir menggunakan ilmu hitung yang sangat sederhana,
khususnya penambahan dan pengurangan. Selanjutnya, dikembangkan perkalian dan
pembagian. Pengetahuan ilmu ukur (geometri) mereka telah mencapai tingkat keahlfan
yang cukup mengagumkan.
d.
Ilmu Kedokteran yang terdiri dari 3
jenis aliran :
v Mengutamakan
penyembuhan penyakit dengan obat-obatan atau ramua.
v Mengutamakan penyembuhan penyakit secara
anatomis tubuh dan bagian-bagiannya (pijat refleksi).
v Mengutamakan penyembuhan penyakit secara
gaib(magic).
e.
Sistem pengawetan
Kepercayaan
bahwa roh yang meninggal masih tetap berada pada jasadnya apabila tidak rusak.
Dari kepercayaan ini timbul usaha untuk mengawetkan orang yang sudah meninggal
dengan menggunakan rempah-rempah atau ramuan lainnya supaya tidak tercium bau
busuk.
Gambar di bawah ini merupakan contoh
mayat yang diawetkan.
f. Arsitektur
Peninggalan-peninggalan
Mesir berupa patung dan bangunan yang besar menunjukkan adanya teknologi
pembuatannya, apalagi semua ukuran patung dan bangunan tersebut berukuran
besar, seperti piramid (makam para firaun), sphinx (singa berkepala manusia
sebagai lambang kekuatan dan kebijaksanaan) dan obelisk (tugu batu untuk memuja
Dewa Amon Ra).
7. Hasil Kebudayaan Mesir Kuno
Berikut
foto-foto hasil kebudayaan di Mesir Kuno :
ü Piramida
Sekitar tahun 3000 SM, raja-raja Mesir mulai membangun piramida-piramida.
Piramida yang paling besar adalah piramida Raja Khufu (Cheops). Tinggi piramida
mencapai 137 meter dan di depannya terdapat patung sphinx, yaitu seekor singa
berkepala manusia.
Piramida, yaitu
bangunan yang terbuat dari batu yang disusun berbebtuk kerucut yang berfungsi
untuk menyimpan mummi. Mummi adalah mayat raja-raja Mesir Kuno yang diawetkan.
ü Sphinx merupakan patung seekor singa berkepala
manusia yang didirikan di depan sebuah piramida. Sphinx merupakan lambang
kekuasaan dan pemerintahan dari seorang raja Mesir yang dimakamkan pada
piramida itu.
ü Obelisk
adalah sebuah tugu batu yang di~irikan oleh masyarakat Mesir untuk memuja Dewa
Arnon-Ra (Dewa Bulan-Matahari).
ü Hieroglyph,
adalah huruf bebrbebtuk gambar yang diukir pada batu. Hieroglyph ini menjadi
dasar alphabet yang sekarang kita pakai.
Ø Aksara
Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal aksara yang merupakanü aksara lambang bunyi berupa aksara gambar (pictograph) yang disebut aksara hieroglyph (gambar/ukiran suci). Aksara tersebut ditemukan pada dinding kuburan para penguasa di Mesir Kuno. Mungkin abjad merupakan sumbangan masyarakat Mesir yang tidak ternilai harganya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Bangsa Mesir Kuno sudah mengenal aksara yang merupakanü aksara lambang bunyi berupa aksara gambar (pictograph) yang disebut aksara hieroglyph (gambar/ukiran suci). Aksara tersebut ditemukan pada dinding kuburan para penguasa di Mesir Kuno. Mungkin abjad merupakan sumbangan masyarakat Mesir yang tidak ternilai harganya bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
1. Jenis
aksara hieroglyph merupakan bentuk tertua, kemudian berkembang menjadi bentuk
hieratis dan demotis, yang bentuknya lebih sederhana. Bentuk hieratis digunakan
oleh kaum pendeta sedangkan demotis digunakan oleh rakyat. Penelitian tentang
huruf Hieroglyph pertama kali dilakukan oleh Heredotus abad ke-6 SM, tetapi ia
tidak berhasil; mengungkapkan isi tulisan tersebut.
2. Batu
Roseta yaitu batu bertulis yang ditemukan di tepi Sungai Roseta. Dalam batu ini
terdapat tulisan Hieroglyp dan tulisan Yunani Kuno. Isi tulisan Hieroglyph baru
dapat diketahui setelah ditemukannya Batu Roseta,
8. Kanal di Sungai Nil
Selain
merupakan sungai terpanjang di dunia, sungai Nil juga memiliki persediaan air
yang berlimpah. Apalagi pada saat banjir, ini menggenangi lembah-lembah yang
ada di sekitarnya. Sudah dari sejak lama, sungai Nil memberikan andil yang
sangat besar terhadap kesuburan tanah di sekitarnya. Guna meningkatkan peran
sugai Nil bagi kesejahteraan manusia, Mesir bersama-sama negara Uni Eropa telah
berupaya untuk membangun kanal dan cabang sungai menuju pegunungan Sinai dan Sant
Catherine.
Setelah
berlangsung cukup lama dan menghabiskan dana yang sangat besar, Sungai Nil yang
melegenda ini, akhirnya berhasil dialirkan ke wilayah pegunungan Sinai atau Sant
Catherine, tempat Nabi Musa
konon menerima wahyu dari Allah. Air sungai Nil berhasil mengalir ke wilayah
pegunungan batu dan tandus itu, setelah proyek pembuatan cabang sungai dan
kanal air Nil berhasil dirampungkan.
Duta Besar
Uni Eropa untuk Mesir, Mark Franco,
mengumumkan selesai dan suksesnya prosesi pembangunan proyek pengaliran air
sungai Nil ke kota Sant Catherine yang terletak di kaki gunung Sinai (Jabal Thur atau Jabal Musa).
Dalam
kunjungannya ke wilayah Sinai Selatan pada Rabu 10 Feb 2010, Franco mengatakan,
proyek tersebut merupakan salah satu proyek besar dan penting Uni Eropa untuk
mengembangkan wilayah Sinai Selatan. Biaya proyek pembuatan kanal air Nil
menuju wilayah tersebut menghabiskan total dana sebesar 150 Juta Pound Mesir
(sekitar 3 Milyar Rupiah). Total biaya yang dianggarkan Uni Eropa untuk
mengembangkan kawasan Sinai Selatan berkisar 64 Milyar Euro.
Terletak
sekitar 600 KM dari Kairo (kota yang dilalui jalur Sungai Nil), kawasan Sinai
Selatan terbilang sebagai kawasan penting. Di kawasan tersebut terdapat tempat
suci dan bersejarah bagi tiga agama: Yahudi, Kristen, dan Islam. Selain Gunung Thursina atau Jabal Musa, terdapat juga perkampungan
Nabi Syuaib, Makam Nabi Harun, Situs Sapi Samiri, dan juga Biara Kristen Sant Catherine yang
berdiri di awal-awal abad Masehi.
Selain
meliputi situs-situs bersejarah dan suci, kawasan Sinai Selatan juga memiliki
banyak kawasan wisata alam internasional lainnya, utamanya di sepanjang pesisir
Laut Merah, semisal pantai Sharm Sheikh, Dahab, Taba, dan
lain-lain.
9.
Lima Negara Berselisih Hak Atas
Sungai Nil
Mengingat
peran sungai Nil yang begitu penting bagi negara-negara yang dilewati, maka
dibuatlah perjanjian antar negara tersebut dalam hal pengelolaan air sungai
ini. Berkenaan dengan hal ini, empat negara Afrika berusaha mengajukan perjanjian
baru soal pembagian air dari Sungai Nil. Perjanjian ini telah membuat marah
Mesir dan memunculkan kemungkinan adanya pertikaian politik..
Para
pejabat dari Rwanda, Ethiopia, Tanzania
dan Uganda menandatangani
perjanjian itu, hari Jumat (14 Mei 2010) di Entebbe setelah melakukan pembicaraan selama 13 tahun. Tiga
anggota lain Inisiatif Lembah Sungai Nil – Kenya, Burundi dan Republik
Demokratis Kongo – berjanji menandatanganinya dalam setahun kedepan.
Menteri
Perairan Ethiopia Asfaw Dingamo memuji perjanjian itu, mengatakan sungai
terpanjang di dunia itu sebagai sumberdaya untuk semua negara. Menteri perairan
dan lingkungan Uganda mengatakan kepada VOA perjanjian itu diperlukan untuk
memastikan pertumbuhan dan stabilitas kawasan.
Tetapi
perjanjian itu memicu kecaman keras dari Mesir, yang bertekad mengambil langkah
hukum untuk mempertahankan hak-hak airnya sekarang.
Dalam
wawancara dengan VOA, jurubicara Departemen Luar Negeri Mesir Hossam Zaki menyebut penandatanganan
itu sebuah “langkah yang disayangkan”.
Tugas
:
Geografi sejarah
(Geografi sungai NIL)
Oleh
:
Aman
makruf
A1
a2 11 083
Fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas
haluoleo
Kendari
2012
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMenangkan Undian Hadiah Yang Di Persembahkan Oleh Bolavita Seperti : Laptop, Handphone , Speaker JBL, Smart Watch dan Masih banyak hadiah menarik lainnya Dari Agen Bolavita Di Undi Setiap Bulan, Untuk Info Lengkap kunjungi situs www .bolavita. pw !
BalasHapusBuruan Daftar Sekarang juga di bolavita !
Caranya sangat mudah sekali, Untuk informasi lebih lengkap langsung hubungi customer service kami ( Online 24Jam )
BBM: BOLAVITA
WeChat: BOLAVITA
WA: +6281377055002
Line : cs_bolavita
Casino review - DrMCD
BalasHapus› online-casinos › casino-reviews › online-casinos 전주 출장샵 › casino-reviews See player complaints 원주 출장마사지 about Casino.org, including 사천 출장마사지 ratings, 김해 출장마사지 games, promotions and more. Rating: 3.9 강원도 출장마사지 1,762 reviews